Minggu, 27 Juli 2014

Cara Lengkap Budidaya Melon

Tanaman Melon ( Cucumis melo, L ) adalah tanaman buah dari keluarga Cucurbitae. Tanaman melon dibawa Columbus ke Amerika pada abad ke 14, sebelum akhirnya tersebar ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Meluasnya penyebaran tanaman Melon, disebabkan karena tanaman ini mudah beradaptasi serta bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun tinggi. Tanaman Melon yang mulai dibudidayakan di Indonesia sekitar tahun 1980an paling baik jika ditanam pada ketinggian 300 – 900 meter dari permukaan laut.

Jika ketinggian tanah > 900 meter, tanaman melon tidak dapat berproduksi secara optimal. Tanah yang paling baik untuk melon adalah jenis tanah liat berpasir yang kaya bahan organik dengan pH 5,8 – 7,2, serta memiliki drainase yang baik, karena tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah. Jadi, meski melon butuh air yang cukup banyak, namun air tersebut harus berasal dari irigasi, dan bukan air hujan.


Untuk membudidayakan tanaman melon, berikut cara menamam Melon yang baik di bawah ini :

1. Persiapan Tanam
a. Pembenihan
Sebelum disemaikan pada plastik berisi tanah yang telah dicampur pupuk kandang (5 : 1), benih terlebih dahulu direndam ke dalam air selama 2 – 4 jam. Benih disemaikan dengan posisi tegak dan ujung calon akar menghadap ke bawah. Setelah disemaikan, tutup dengan campuran abu sekam dan tanah (2 : 1 ).
Agar benih dapat cepat berkecambah, ciptakan suasana hangat pada tempat persemaian dengan cara menutup permukaan persemaian menggunakan karung goni basah. Jika kecambah muncul ke permukaan media semai pada hari ke-3 atau ke -4, karung goni dapat segera dibuka.
Benih akan dapat tumbuh menjadi calon bibit melon yang kekar dan sehat apabila dipelihara dengan baik, caranya: dengan menyiram bibit setiap hari, melakukan penjarangan 3 hari sebelum bibit dipindah ke lahan tanam, serta memberikan pupuk. Pada pertumbuhan vegetatif yakni umur 7 – 9 hari setelah disebar, lakukan penyemprotan pupuk daun yang mengandung nitrogen tinggi dengan konsentrasi 1 – 1,5 gram /liter air.
Jika bibit sudah memiliki 4 – 5 helai daun atau sudah berumur 10 – 12 hari, bibit melon tersebut sudah dapat dipindah ke lahan tanam. Caranya dengan menyilet kantong plastik menggunakan cutter agar tidak merusak akar, dan tanam bibit beserta tanah persemaiannya pada bedengan yang menjadi lahan tanam.

b. Mempersiapkan media tanam
Sebelum dilakukan penanaman sebagaimana tersebut di atas, olah terlebih dahulu media tanam dengan menggenangkan air pada lahan selama semalam lalu dibajak dengan kedalaman 30 cm. Usai pembajakan, buatlah bedengan-bedengan tanam dengan ukuran: lebar (100 – 110 cm ), tinggi (30 – 50 cm) dan panjang maksimum (12 – 15 m ). Sementara untuk lebar parit/saluran air berukuran 55 – 65 cm. Setelah bedengan dibuat, taburkan pupuk kandang dicampur pupuk kimia (Urea, SP-36, KCl) dan diaduk secara merata.

2. Pemeliharaan dan Perawatan
Untuk memelihara tanaman lakukan beberapa hal berikut :
- Lakukan penyulaman 2 minggu setelah tanam pada sore hari. Agar akar dari bibit sulaman baru dapat lebih melekat, siramlah dengan air. Penyiangan pada lubang tanam di antara dua bedengan dilakukan untuk membersihkan gulma yang menyebabkan lingkungan tanaman menjadi lembab. Jika tidak dilakukan penyiangan, tanaman akan mudah terserang penyakit, karena gulma dapat dijadikan sebagai inang hama dan nematode yang merugikan.

- Pemupukan dilakukan tiga kali yakni pada 20 hari setelah tanam, 40 hari setelah tanam atau sebelum melakukan penjarangan buah, dan 60 hari setelah tanam. Dosis pemupukan untuk satu hektar lahan adalah: Untuk pupuk dasar = Urea 440 kg, SP-26 : 120 kg, KCl : 440 kg, dan pupuk kandang : 10 ton. Untuk pupuk susulan I : Urea : 330 kg, SP-36 : 220 kg, dan KCL : 160 kg. Untuk pupuk susulan II: Urea : 220 kg, SP-36 : 550 kg, dan KCl : 160 kg. Sedang untuk pupuk susulan III: Urea : 440 kg.

- Pengairan
Untuk pertumbuhannya, tanaman melon menyukai udara yang kering, namun dengan kondisi tanah yang lembab. Untuk itu harus dilakukan pengairan pada sore atau malam hari. Penyiraman tanaman praktis dilakukan sejak masa pertumbuhan hingga tanaman siap dipanen. Ketika menyiram, usahakan agar air tidak membasahi daun dan buahnya, guna mencegah terjangkitnya penyakit terutama jamur.
Pada masa berbunga dan berbuah, kurangi frekuensi penyiraman, namun dengan menjaga agar saluran air/got tidak kering. Penyiraman baru dihentikan secara total ketika mendekati pemetikan buah atau sekitar 2 minggu sebelum panen.

- Membuat Ajir
Karena tanaman melon memiliki jumlah cabang yang cukup banyak, yakni antara 15 – 20, maka harus dibuatkan ajir atau tongkat dari bilahan bambu setinggi 50 cm, guna dijadikan rambatan sulur.

- Pemangkasan
Begitu tanaman memiliki 7 – 8 helai daun, lakukanlah pemangkasan pada tunas yang tumbuh di ketiak daun pertama sampai kelima. Pangkas pula tunas yang tumbuh setelah ruas ke-8 dengan tetap menyisakan 2 helai daun. Lakukanlah pangkas pucuk ketika batang utama telah mencapai 20 – 25 ruas. Waktu yang tepat untuk pemangkasan adalah ketika udara cerah dan kering.

- Pemilihan buah berkualitas baik
Buah yang dihasilkan tanaman melon, tidak kesemuanya dibiarkan tumbuh membesar dan dipanen. Hanya 3 – 4 calon buah di setiap tanaman yang tumbuh pada cabang ke 10 – 17 yang dibiarkan terus tumbuh sedang sisanya dibuang. Ketika ukuran calon buah sudah sebesar telur ayam, pilihlah 2 calon buah yang terbaik yakni yang berbentuk bulat agak lonjong, sedang sisanya dibuang.

- Pemeliharaan terhadap hama
Agar tidak terserang hama lalat buah, bungkuslah calon buah tersebut menggunakan kantong plastik transparan. Ikatlah cabang buah pada ajir dengan menggunakan tali raffia, ketika calon buah sudah sebesar bola tenis.

3. Panen dan Pasca Panen
Panen dilakukan ketika buah sudah masak. Ciri-ciri buah yang masak: kulitnya berubah warna menjadi kekuning-kuningan, terbentuk lapisan pemisah pada cincin atau tangkai buah, di sekitar tangkai dan kelopak mulai menguning, serta agak lunak bila ditekan, dan aromanya mulai tercium. Buah melon mulai dapat dipanen setelah umur 3 bulan, atau tergantung jenisnya.

Cara memanen melon dilakukan dengan memotong tangkai buah menggunakan pisau tajam, dan menyisakan tangkai minimal 2 cm untuk memperpanjang masa simpan buah. Pemanenan dapat dilakukan secara bertahap, dengan terlebih dahulu memetik buah yang benar-benar telah siap dipanen.

Buah-buah melon yang telah dipetik, selanjutnya dikumpulkan di tempat yang kering, sejuk serta diberi alas jerami, untuk selanjutnya dilakukan penyortiran (grading). Jika akan diangkut dan di bawah ke tempat yang jaraknya cukup jauh, berilah alas dan kotak pada buah untuk mengurangi kerusakan akibat benturan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Berikan Komentar Yang Berkualitas dan Membangun